Aidil Adha semakin hampir. Seringkali rindu saya pada Tanah Haram membara. Pastinya bumi barakah itu melimpah ruah dengan kunjungan pencintanya. Abang ipar dan biras saya adalah antara yang bertuah dijemput menjadi tetamu Allah tahun ini.
Di sana, banyak kisah yang menarik. Banyak detikan hati yang menjadi nyata. Banyak sekali teguran Allah yang menyapa. Soalnya, mampukah kita melihat ia sebagai satu tanda kebesaran Allah?
Memangnya saya tak banyak masa untuk menulis dan menziarah blog seperti dulu. Akhir tahun, banyak yang perlu diselesaikan. Tapi sesekali, saat rindu bertandang, tangan saya gatal untuk memetik keyboard meluahkan apa yang terlintas di minda.
Kisah umrah dulu masih ada yang tersisa. Lalu saya catatkan disini untuk menyegarkan rindu pada Madinah dan Makkah Al Mukarramah.
Selepas melakukan saei, kaki saya memang tak tahan. Malu saya dengan makcik-makcik yang langkahnya jauh lebih gagah berbanding saya. Lantaran lama tak melakukan senaman dan berjogging, saya memang kekurangan stamina ketika di sana.
Namun memikirkan peluang yang tak boleh dilepaskan begitu saja, saya gagahi juga melakukan umrah beberapa kali, untuk diri dan juga umrah badal untuk arwah mak, ayah dan nenek.
Ada sekali, selesai saja bersaei, saya terbaring keletihan. Seorang jemaah berbangsa Arab yang duduk berhampiran tersenyum pada saya. Saya membalasnya sambil menundukkan sedikit kepala tanda hormat.
Di dalam hati terlintas, alangkah baiknya jika saya dapat meneguk air zam zam ketika itu. Saya memejamkan mata, merehatkan diri seketika tanpa niat untuk tidur. Bila saya membuka mata, kelihatan jemaah tadi datang dengan dua gelas air di tangan dan menghulurkan salah satunya pada saya.
Tanpa bicara, tanpa suara, tanpa bahasa isyarat meminta, dia tampil menyuakan air paling berkhasiat di dunia pada saya. Maha Suci Allah yang telah menggerakkan hati wanita itu.
"Syukran..." Hanya itu yang mampu saya luahkan.
Syukur Ya Allah... Alhamdulillah.
Nov 20, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Subhanallah, Allah SWT ciptakan manusia pelbagai bangsa utk kita saling kenal-mengenali, saudara seagama..bahasa bukan lagi batasan...sinar mata adalah suara hati..
Salam akak sayang.. :)
Akak busy pun masih sempat menulis. Kagum. Reen pun nak jadi macam akak lah. Alhamdulillah dapat semangat setelah baca entri akak. Terima kasih akak.. (^_^)
@Nohas,
Bila Islam menyatukan ummah, nikmatnya terasa walaupun tanpa bahasa yang menghubungkan.
=================
@Nooreena,
Tangan gatal Reen, tu yg menulis gak tu. Hehe... Balik beraya tak?
Post a Comment